Matahari bersinar cerah, secerah semangatku untuk
segera sampai di bumi perkemahan Cakrapahlawasri Karanganyar, tempat yang akan
memberikanku sejuta pengalaman. Motor bebek Ibukku melaju kencang menerpa
butiran-butiran debu yang ada di jalan. Aku tak sabar untuk segera sampai di
Kwarcab, tempat kami berkumpul sebelum berangkat ke bumi perkemahan.
Sekitar pukul
sebelas siang sampailah aku di kwarcab. Dan ternyata hanya ada aku seorang
disana. Beberapa lama menunggu, satu persatu temanku tiba. Setelah semuanya tiba,
kamipun segera ganti pakaian pramuka yang sudah disiapkan kakak Pembina.
Sebelum berangkat ke bumi perkemahan, kami upacara pelepasan dahulu. Semua
orangtua kami datang untuk menyaksikan dan melepaskan kami untuk berkemah esok
hari.
Pukul satu
siang, upacara pun dimulai. Satu persatu nama kami dipanggil untuk maju di
tengah-tengah lapangan. Jantungku berdebar sangat kencang, aku mulai gugup
untuk maju disana. Sesaat aku gelisah, dan mencoba untuk menenangkan diri agar
tidak gugup. Teman-temanku sudah dipanggil kedepan, aku tambah gelisah.
β Mira Yuga..β namaku dipanggil.
β duuh, giliranku.. β kataku dalam hati. Aku berjalan dengan
penuh rasa semangat dan agak gugup. β kenapa Mir? β Tanya Rienda. β aku agak deg-degan
Rien β jawabku dengan gemeteran.
β udahlah, nggak usah takut, kita kan seorang pramuka, jadi tidak usah merasa
takut dan gugup. Santai laah .. β bisik Rienda yang memberi semangat kepadaku.
βBenar juga apa yang dikatakan Rienda. Buat apa aku takut dan gugup? Aku kan seorang pramuka! Seorang pramuka tidak
boleh takut! β kataku dalam hati.
Upacara sudah
dimulai. Dalam upacara ini, akan ada pementasan mars jambore daerah dan tari
khas daerah Rembang yang akan kami tampilkan. Mars Jamda dimulai, teman-temanku bersemangat saat bernyanyi. Mereka berusaha
sebaik mungkin untuk menampilkan tampilan mereka, agar orangtua kita yang
mengikuti upacara juga bangga.
β Prookk prookk prookk β¦ β suara tepuk tangan orangtua kami dan para tamu undangan.
β waah, bagus sekali mereka. Nanti kalau aku maju menari, aku
harus kelihatan semangat, lincah dan lemah gemulai! Agar Ibu bangga kepadaku.
Tapi sayang, ayahku tidak datang, ayah pergi ke Mataram untuk bekerja. Huuuftβ¦
Aduh Mira!! Udah jangan sedih! Tunjukkan yang terbaik buat Ibumu! β kataku
dalam hati dengan rasa sedih.
β Selanjutnya, kita sambut para penari kita yang akan
menarikan sebuah tari yaitu tari Orek-orek.. β Suara Kak Lila yang semangat
memanggil aku dan tim tariku. Aku dan timku segera mempersiapkan diri.
Dengan semangat, kami memulai tari dengan lemah gemulai. Senyum! Itu pasti kita
lakukan.
Yeah.. tari sudah kita lakukan. Upacara segera
ditutup. Kami merasa sudah lega, rasanya plooong.. acara tadi sudah cukup
memuaskan bagiku. Sebelum dibubarkan, kami bernyanyi dengan riang gembira.
Semua yel kita nyanyikan dengan semangat. Setelah bernyanyi, kami dan orangtua
kami foto untuk kenang-kenangan.
***
Hari mulai
gelap, udara disekitarku pun mulai dingin. Malam ini, aku dan teman-temanku
tidur di Kwarcab, karena sekitar pukul dua dini hari kami mulai meluncur ke
Karanganyar. Dimalam yang gelap, aku dan Anggi (temanku) tidak bisa tidur. Kita
berdua bermain dahulu dengan anak-anak putra, mereka bernama Achsan, Iddyn,
Gilang, Mujib, dll. Kami bermain sampai
lelah agar bisa tidur dengan nyenyak. Tak lupa kita foto-foto bareng untuk
kenang-kenangan. Lelah sudah
mulai kurasakan, mata perlahan-lahan terpejam. Aku duduk dikursi yang besofa
empuk. Kulihat Anggi yang duduk disebelahku juga sudah mulai memejamkan mata. Saat aku dan Anggi akan tidur, kita difoto Rixki
dan Gilang. Suara kamera dan lampu yang terang membuatku risih. βRixki! Gilang!
Udah deh ah, kita nggak usah difoto lagi.. capek nih mau tidur, emang kalian
nggak capek apa?β kataku dengan agak kesal. β enggak tuh! Week.. kita kan mau
begadang sampai nanti mau bernagkat! Pokoknya kalian mau kita ganggu biar tidak
bisa tidur! Hahahaha β jawab Rixki. β dasar anak laki-laki, sukanya ganggu aja
β bisikku kepada Anggi. Anggi hanya tersenyum mendengar bisikkanku. Anggi
menatapku dengan senyum dan menengok ke arah Rixki dan Gilang β sudah, kalian
tidur aja dulu, ini sudah malam lho.. nanti kalau kalian kecapekkan trus sakit,
kita juga kan yang susah. β Rixki dan Gilang hanya terdiam dan menundukkan
kepala. Mereka pun pergi meninggalkan kami yang akan tidur. Kulihat mereka masih beredar di sekitar
kami. Tika yang tidur lelap, terbangun oleh keusilan mereka. Setiap ada anak
yang tidur, pasti mereka foto. Cukup menyebalkan juga bagiku.
Jam dinding
sudah menunjukkan pukul dua dini
hari. Kami semua dibangunkan oleh Kak
Imron, Pembina kami. β ayo ayoo.. semua bangun! Sudah jam dua pagi lho! β
Dengan mata yang sedikit terpejam, kami mulai bangun dan segera naik ke bus. Aku, Virda dan Ima segera memilih tempat duduk. Mataku yang
semula terjaga, sekarang mulai terpejam.
Setelah beberapa waktu kita di
perjalanan. Terdengar suara teriakan kak Yusuf β adik-adik.. ayo bangun, kita shalat dan makan dulu disini.β
Hoooaammm.. dengan rasa sedikit malas, kita bangun dan segera beranjak
menuju ke
Musholla untuk Shalat Subuh. β ini kita dimana? β tanyaku kepada Ima. β kita
sekarang ada di pom Purwodadi. Kita berhenti untuk shalat dan sarapan dulu
disini. β jawab Ima.
Setelah shalat dan makan pagi, kita melanjutkan perjalanan
kita. Didalam bus, aku tidak bisa tidur lagi. Aku segera mengambil handphoneku
yang ada didalam tas, tak lupa juga headset kesayanganku. Mp3 pun aku putar,
sepanjang perjalanan aku menikmati lagu yang aku dengar, tanpa memperdulikan
apa saja yang dilakukan oleh teman-temanku.
***
KARANGANYAR !
Ya, setelah beberapa jam perjalanan kami pun sudah sampai di bumi perkemahan.
Kami bergegas turun dari bus dan segera ke lokasi untuk mendirikan tenda.
Bambu, kayu, besi, dan peralatan lainnya kita turunkan dari truk. Kita berbondong-bondong
untuk membawa peralatan itu ke lokasi. Semua sudah beres! Tinggal pasang tenda
dan merapikannya. β Kak, saya bantu apa? β Tanyaku kepada Kak Lila. β itu Mir,
kamu bersihkan saja rumput yang disebelah selatan tenda. Di sebelah sana kan
masih kotor. β jawab Kak Lila. β Nabila, kamu dapat bagian apa? β tanyaku. β
nggak tahu nihh β jawabnya. β oow , sini bantuin aku untuk membersihkan
disebelah sana! β
Setelah satu
jam membersihkan dan mendirikkan tenda, semua pekerjaan pun selesai. Kita
tinggal bersantai dan menjaga kerapian tenda. β hey, tenda kalian sudah jadi
ya? Bagus-bagus. β Tanya Oky yang
tiba-tiba muncul dihadapan kami. β Iya
laahh.. kita gitu lhoo..! β jawab Azizah dengan PDnya. Kita semua tertawa
terbahak-bahak mendengar kata Azizah.
Malam sudah tiba, udara yang dingin membuatku menggigil dan terpaksa
memakai jaket yang tebal. Malam ini jadwalku yang memasak. Aku, Azizah, Olis, dan Yuni bergegas menuju dapur dan mulai memasak. β oh iya kak, malam ini masak apa? β Tanya
Yuni. β masak mie rebus saja dulu β Jawab kak Khamdanah. Aku dan Azizah
mengambil kardus mie dan mulai memasak. Kita juga dibantu sama Kak Yusuf.
Taraaa.. makanan sudah matang, siap untuk dimakan. β waah, kelihatannya enak
tuh, hehe β seru Achsan. β lhoh? Kalian kok ke tenda cewek? Kalian nggak masak
ya? Tanyaku. β malam ini kita disuruh makan disini dulu β Jawab Fridza yang
memotong pembicaraan Achsan.
***
Allahu akbar allahu akbar .. Adzan subuh
sudah berkumandang. Udara yang dingin ini membuatku malas untuk bangun. β hooaaahh..
sudah pagi ya? Eh temen-temen, ayo cepat bangun! Sudah subuh lho! Ayo bangun,
cepet shalat subuh dulu! β teriak Rienda, ketua reguku. Dengan suara yang
lembut, Septi berkata β heemmm, masih ngantuk nih mbak, bentar lagi yah? β
Jam sudah
menunjukkan pukul enam pagi. Kami semua sudah siap untuk melaksanakan
aktivitas, walaupun wajah kita masih agak ngantuk dan terasa berat untuk
melaksanakan aktivitas. β ayoo, semangat
kakak! Jangan lemah letih begini, tunjukkan
semangat dipagi hari ini! β kata Rienda yang ingin kita tetap bugar di pagi
hari. β kawan! apa kalian sudah siap ?? ayo kita lakukan kegiatan kita
masing-masing. Sebelum itu, kita harus berdoa dahulu. β seru Rienda lagi.
Hari sudah
siang, kita kembali ke tenda lagi untuk isirahat, shalat dan makan. Rasa capek
sudah mulai menyerang tubuhku. Tenda tujuan utamaku untuk
beristirahat. Dengan rasa capek, aku mengambil air putih di dalam tasku dan aku
langsung meminum air itu sampai habis. β Mbak Mir, ayo kita makan siang dulu,
nanti kita kan ada kegiatan lagi.β Seru Azizah kepadaku. βiya
deehβ jawabku dengan rasa sedikit malas.
Kegiatan
seharian penuh sudah kita lakukan. Matahari mulai terbenam. Rasa badan ini sudah capek, lemah, letih, lesu. Rasanya ingin
segera mandi! β aah, badanku sudah mulai bau. Aku mau mandi dulu. Aku sudah
tidak betah lagi. β kataku kepada Azizah. β iya, aku juga sudah mulai nggak
betah dengan bau badanku yang kecut ini. Aku ikutan ya? Nanti setelah kamu yang
mandi, giliran aku. β jawab Azizah.
***
Hari ke tiga
aku sudah mulai nyaman dengan tempat ini. Mau ngapain aja udah PW! Hehehe ..
Aku juga sudah mulai akrab dengan anggota kontingen lainnya. Ternyata dari lain
daerah itu bahasanya agak aneh. Jadi kadang kalau aku sedang berbicara sama
mereka, aku tertawa kecil di dalam hati. Apa lagi yang dari Pekalongan,
bahasanya aneeh bangeetβ¦. Setiap ada kegiatan, aku pasti barengan sama Azizah,
Rizza dan Iddyn. Sampai-sampai kita
sudah seperti anggota keluarga yang sangat akrab. Dalam perjalanan menuju pos,
kami sering curcol nggak jelas gitu, heheβ¦
β eh, kita buat
group aja yuk ?? β seruku
β group?? Namanya apa ? β jawab Rizza
β diambil dari nama kita aja, Rizza, Mira, Azizah, Iddyn! β
β emmm, apa ya ?? gimana kalau AMIR ?? β Seru Iddyn.
β ha ?? AMIR ?? kok kayak nama nak laki-laki sihh ?? aku nggak
mau ahh ! β jawab Azizah.
β kalo P.A.I.D ?? β usul Rizza.
β Dari kata apaan tuh ?? β jawab kita serempak.
β P = pedih bila harus berpisah, A = alangkah indahnya jika
kita selalu beersama, I = ijinkan semua berlanjut sampai tua, D = dendam dan
kesendirian harus tiada.. β
Kita bertiga tersentak sejenak. β kamu dapat kata-kata itu
dari mana, Za??β Tanya Azizah. β lhoo, saya kan ahli dalam membuat kata β jawab
Rizza nyeleneh.. β hahahahahahahahaha β kita semua tertawa lepas.
Kegiatan yang
kita lakukan bersama semakin terasa menyenangkan. Sampai akhirnya saat di
kegiatan FOTOGRAFI DIGITAL, kita tidak mau terpisah! Karena di kegiatan itu,
kita dibuat kelompok lagi dan mungkin bisa terpisah dengan mereka. Untung saja
aku satu kelompok dengan Azizah.
Jadi nggak sendiri deehh.. Walaupun tidak sekelompok sama Rizza dan Iddyn,
tidak apa-apa lah.. kan udah ada Azizah.. hehe. Di kegiatan ini, kami diajarkan
banyak hal tentang kamera. Diantaranya cara memotret, nama dan jenis kamera,
dan masih ada yang lain. Kita juga bisa mempraktekkan cara memotret yang baik
dan benar. Aku ingin mencobanya, tapi ada keraguan sedikit yang aku rasakan.
Setelah beberapa kali mencoba memotret, akupun berhasil. Dan sebagai hadiah
karena kita sudah bisa memotret dengan benar, kami pun di foto oleh Kak Bunga
(pendamping fotografi digital). Hari itu menjadi hari yang cukup menyenangkan
bagiku.
***
Pagi mulai
menyapa, udara yang sejuk membelai tubuhku
yang berbaring di dalam tenda. Aku bergegas bangun dan menuju kamar mandi.
Terdengar suara Azizah yang memnggilku β Mbak Mira.. tunggu aku, aku ikut ke
kamar mandi juga.. β tanpa melihat ke belakang aku berkata β iya, ayo cepet.
Nanti kita kan wisata, jadi harus cepat-cepat mempersiapkan diri. β
Pukul delapan
pagi, kita sudah berkumpul di lapangan untuk berangkat wisata. Aku, Azizah,
Anggi, Olis dan kawan-kawan lainnya masuk kedalam bus yang sudah disiapkan
panitia. Di perjalanan, kami semua menikmati suasana di kota Karanganyar.
Sungguh udara yang sejuk membuat aku ingin tetap tinggal disana. Tujuan wisata
kami yang pertama adalah di Candi Sukuh. Disana kami tidak boleh berfikiran
yang negative dan berkata yang tidak sopan. Karena nanti bisa jadi tidak bisa
pulang kerumah. Mendengar larangan itu, aku tidak berani berkata satu kata pun.
Aku hanya terdiam dan tersenyum saja. β kamu kenapa Mir, kok diam saja dari
tadi? β Tanya Anngi kepadaku. β aku takut nanti kalau ada kata yang tidak
berkenan keluar dari mulutku. Jadi lebih baik aku tudak usah bicara. β jawabku
dengan rasa yang sangat takut. β ah tidak apa-apa, asal kamu kalo ngomong tidak
ngawur, nanti kita selamat. β ujar Virda. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
Di wisata yang
kedua, kita menuju ke Grojogan Sewu. Pemandangan disana sangat indah dan
udaranya sejuk. Banyak kera yang menyambut kedatangan kita. Kera-kera yang lucu
itu berlari kesana-kemari. Kadang mereka membuat takut diriku. Air terjun yang
mempesona itu membuat hatiku terasa tenang. Kupejamkan mata dan kuhembuskan
nafas, semua terasa tenang. β eh ada subgai tuh di bawah jembatan. Kita kesana
yuk! β ajak Virda. Aku, Virda, Anggi, Azizah, Oky, Iddyn dan Rizza berjalan
menuju sungai kecil yang bening airnya. Kami segera melepas sepatu dan
merendamkan kaki ke air yang dingin itu. Tak sengaja saat aku akan melangkah
menuju ke Oky, β Byuuuuurrr !!! β aku terpeleset dan terjatuh diantara air-air
dingin itu. Baju yang semula kering menjadi basah. Teman-temanku tertawa semua,
dan akupun ikut tertawa. Terpeleset dan basah! Membuatku sedikit malu. Tapi aku
berusaha menutupi rasa malu itu. Setiap ditanya teman-tema yang lain aku hanya melontarka senyum maluku.
β Mir, ini ganti pake Jaketnya Aditya dulu, nanti kamu masuk
angin β ujar kak Ning yang menyodorkan jaket anaknya untukku. β makasih
ya kak β jawabku malu-malu. Dengan memakai jaket ini, aku tidak malu lagi dan
PD dengan segala kegiatan.
***
Hari terakhir
di Karanganyar. Hari yang membuat hati sedih pikirku. Mungkin setelah kegiatan
ini, aku tidak akan bertemu dengan teman-teman seperjuanganku. Air mata sempat
menetes di pipiku. Namun aku segera menghapusnya dan kembali bangkit dari
kesedihan. Setelah seminggu di bumi perkemahan ini, banyak sekali hal yang aku
rasa sangat menyenangkan. Kurasa sulit sekali untuk meninggalkan semua
teman-temanku. Tapi, harus bagaimana lagi? Ini sudah takdir Tuhan. Setiap
pertemuan pasti ada perpisahan. Ima berlari dihadapanku dan memelukku. β Mir,
aku saying kamu, aku tidak mau berpisah denganmu. Kamu sahabat yang paling baik
bagiku..β βiya Im, aku juga nggak mau pisah denganmu, tapi bagaimana lagi? Ini memang
sudah takdir.β Jawabku dengan lirih. Setelah Ima, Azizah juga memelukku dengan
erat β Mbak Mira, aku nggak mau kehilangan sahabat sepertimu..β β Azizah,
jangan nangis. Suatu hari nanti kita pasti juga akan bertemu. Mungkin besok,
lusa, atau seterusnya. Sudah jangan nangis! Sumangat! β jawabku dengan penuh kesedihan.
Rizza dan Iddyn juga bersalaman denganku. Tak lupa juga mereka
mengatakan kata-kata indah dari mulutnya. Aku tersenyum, sedangkan air mata
terus mengalir deras di pipiku.
Dalam
pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Memang, rasa sedih saat meninggalkan
teman itu sangat sakit di dada. Kita berfikir seolah hari kita akan hampa jika
tidak akan mereka. Waktu akan terus berjalan, tidak mungkin jika kita selalu
bersama mereka. Setiap saat, aku berdoa kepada Tuhan. Aku ingin bertemu mereka
kembali, aku ingin tertawa bersama mereka, bercanda, bergurau.. Semua itu waktu
yang menentukkan. Aku hanya bisa berdoa dan pasrah.
Setelah
berbulan-bulan kita tidak bertemu, aku sudah mulai tidak sedih lagi. Semua
perasaan kangen itu sudah kusimpan dalam lubuk hati yang paling dalam. Telefon,
SMS, semua sudah kucoba untuk menghubungi mereka. Tapi hanya beberapa anak yang
masih merespon diriku. Mereka sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Aku
sempat berfikir, apa mereka disana masih memikirkanku seperti halnya aku
memikirkan mereka??
SELESAI