Sunday, 20 January 2013

Syairku


Curahan Hati

Hari demi hari telah kulewati
Luka yang kurasa, belum juga menghilang
Sudah kucoba berbagai cara
Untuk melupakanmu
Namun perasaan ini sulit dimengerti
Fikiranku selalu terbayang oleh dirimu
Perasaanku semakin tersiksa, pedih perih
Aku begitu mencintaimu, tapi mungkin kau tidak tahu
Batinku selalu tersiksa saat daku melihatmu
Ingin rasanya aku lari sekencang mungkin...
Untuk menghindar darimu


Luka Hati

Pagi ini tak sengaja aku melihatmu
Wajahmu begitu cerah
Senyum pun terpampang diwajahmu
Kau begitu bahagia
Aku disini melihatmu dengan senyuman
Senyum adalah tangisku
Tangis adalah dukaku
Luka ini terlalu membekas dihatiku

Bintang
Malam yang indah ini
Kulihat bintang di langit
Bintang yang bersinar terang
Ingin sekali aku memetik bintang itu
Untuk menerangi hati yang gelap ini

Aku juga ingin seperti bintang disana
Bintang sirius, yang selalu bersinar terang dihatimu

Saturday, 5 January 2013

corat coret


Nggak kerasa tahun sudah berganti. Hari demi hari kulewati dengan kebahagiaan dan kesedihan. Cukup banyak kenangan  menyenangkan yang tidak bisa kulupakan. Kenangan itu diisi indah oleh seseorang spesial bagiku. Dia begitu baik, ramah, perhatian, pengertian. Itulah yang membuatku nyaman saat aku sedang bersamanya.
            Dia begitu indah dimataku, pendangannya yang tajam membuatku terpaku. Sampai-sampai aku selalu tersenyum sendiri saat memandangnya. Apa yang membuat dia seindah itu? Dia adalah makhluk terindah yang pernah kujumpai. Memang, aku sudah lama mengenal dia. Tapi aku baru sadar, bahwa dia adalah indah bagiku. Apa yang membuatku jadi seperti ini? Selalu saja memikirkaknnya. Terbayang-bayang wajahnya, senyumnya yang manis dan tawanya yang lucu. Aku beruntung sekali mempunyai teman seperti dia, dia tidak pernah mengecewakanku. Dia begitu baik padaku. Yaa, memang dari dulu dia suka padaku, tapi aku seolah tidak menghiraukannya. Hingga suatu saat aku tersadar bahwa aku jatuh cinta padanya. Tapi, saat aku mulai suka padanya, dia suka dengan orang lain, dan akhirnya dia suka padaku lagi. Betapa senangnya hatiku saat mendengar itu. Kata-kata cinta terucap dari mulutnya, sangaat indah. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya tersenyum malu.
            Sudah satu tahun lamanya aku bersama dia, aku senang, bahagia. Tidak ada kata sedih. Suatu hari, ku agak merasa aneh. Dia agak berubah, setiap melihatku dia cuek. Tak pernah dia melakukanya sebelumnya. Sempat air mata menetes dipipi ini. Pelan-pelan kau tanya kepadanya. Kenapa dia agak menjauh dariku. Tapi dia tidak menjawab. Berhari-hari dia bertingkah seperti ini. Apa salahku sehingga kamu berbuat begini ?? apa aku salah? Apa aku pernah mengecewakanmu? Kata tanya selalu muncul dibenakku, dan ini membuatku sedih.
            Suatu saat dia bilang padaku, kalau dia sudah tidak mau bermain denganku lagi. Aku tersentak kaget saat dia mengirim surat itu. Air mataku terus mengalir tanpa henti. Hal yang selama ini aku takutkan ternyata terjadi. Rasanya aku ingin pergi jauh dari sini. Agar aku tidak melihat wajahnya lagi. Satiap aku melihat dia, air mataku terus mengalir. Aku mencoba menahannya, tapi percuma, semua itu tidak berhasil. Hari demi hari, bulan demi bulan sudah berlalu, aku mencoba untuk melupaknnya. Tapii, aku baru bisa 25% melupakannya. Huuff sungguh sulit memang. Tapi aku mecoba terus mencoba. Aku ingin perasaanku ini kepadanya menghilang. Agar aku tidak menagis lagi saat melihat dan mengingatnya.

Sejuta Pangalaman



Matahari bersinar cerah, secerah semangatku untuk segera sampai di bumi perkemahan Cakrapahlawasri Karanganyar, tempat yang akan memberikanku sejuta pengalaman. Motor bebek Ibukku melaju kencang menerpa butiran-butiran debu yang ada di jalan. Aku tak sabar untuk segera sampai di Kwarcab, tempat kami berkumpul sebelum berangkat ke bumi perkemahan.
          Sekitar pukul sebelas siang sampailah aku di kwarcab. Dan ternyata hanya ada aku seorang disana. Beberapa lama menunggu, satu persatu temanku tiba. Setelah semuanya tiba, kamipun segera ganti pakaian pramuka yang sudah disiapkan kakak Pembina. Sebelum berangkat ke bumi perkemahan, kami upacara pelepasan dahulu. Semua orangtua kami datang untuk menyaksikan dan melepaskan kami untuk berkemah esok hari.
          Pukul satu siang, upacara pun dimulai. Satu persatu nama kami dipanggil untuk maju di tengah-tengah lapangan. Jantungku berdebar sangat kencang, aku mulai gugup untuk maju disana. Sesaat aku gelisah, dan mencoba untuk menenangkan diri agar tidak gugup. Teman-temanku sudah dipanggil kedepan, aku tambah gelisah.
β€œ Mira Yuga..” namaku dipanggil.
β€œ duuh, giliranku.. β€œ kataku dalam hati. Aku berjalan dengan penuh rasa semangat dan agak gugup. β€œ kenapa Mir? β€œ Tanya Rienda. β€œ aku agak deg-degan Rien β€œ jawabku dengan gemeteran. β€œ udahlah, nggak usah takut, kita kan seorang pramuka, jadi tidak usah merasa takut dan gugup. Santai laah .. β€œ bisik Rienda yang memberi semangat kepadaku. β€œBenar juga apa yang dikatakan Rienda. Buat apa aku takut dan gugup? Aku kan seorang pramuka! Seorang pramuka tidak boleh takut! β€œ kataku dalam hati.
          Upacara sudah dimulai. Dalam upacara ini, akan ada pementasan mars jambore daerah dan tari khas daerah Rembang yang akan kami tampilkan. Mars Jamda dimulai, teman-temanku bersemangat saat bernyanyi. Mereka berusaha sebaik mungkin untuk menampilkan tampilan mereka, agar orangtua kita yang mengikuti upacara juga bangga.
β€œ Prookk prookk prookk … β€œ suara tepuk tangan orangtua kami dan para tamu undangan.
β€œ waah, bagus sekali mereka. Nanti kalau aku maju menari, aku harus kelihatan semangat, lincah dan lemah gemulai! Agar Ibu bangga kepadaku. Tapi sayang, ayahku tidak datang, ayah pergi ke Mataram untuk bekerja. Huuuft… Aduh Mira!! Udah jangan sedih! Tunjukkan yang terbaik buat Ibumu! β€œ kataku dalam hati dengan rasa sedih.
β€œ Selanjutnya, kita sambut para penari kita yang akan menarikan sebuah tari yaitu tari Orek-orek.. β€œ Suara Kak Lila yang semangat memanggil aku dan tim tariku. Aku dan timku segera mempersiapkan diri. Dengan semangat, kami memulai tari dengan lemah gemulai. Senyum! Itu pasti kita lakukan.
Yeah.. tari sudah kita lakukan. Upacara segera ditutup. Kami merasa sudah lega, rasanya plooong.. acara tadi sudah cukup memuaskan bagiku. Sebelum dibubarkan, kami bernyanyi dengan riang gembira. Semua yel kita nyanyikan dengan semangat. Setelah bernyanyi, kami dan orangtua kami foto untuk kenang-kenangan.
***
          Hari mulai gelap, udara disekitarku pun mulai dingin. Malam ini, aku dan teman-temanku tidur di Kwarcab, karena sekitar pukul dua dini hari kami mulai meluncur ke Karanganyar. Dimalam yang gelap, aku dan Anggi (temanku) tidak bisa tidur. Kita berdua bermain dahulu dengan anak-anak putra, mereka bernama Achsan, Iddyn, Gilang, Mujib, dll.  Kami bermain sampai lelah agar bisa tidur dengan nyenyak. Tak lupa kita foto-foto bareng untuk kenang-kenangan. Lelah sudah mulai kurasakan, mata perlahan-lahan terpejam. Aku duduk dikursi yang besofa empuk. Kulihat Anggi yang duduk disebelahku juga sudah mulai memejamkan mata. Saat aku dan Anggi akan tidur, kita difoto Rixki dan Gilang. Suara kamera dan lampu yang terang membuatku risih. β€œRixki! Gilang! Udah deh ah, kita nggak usah difoto lagi.. capek nih mau tidur, emang kalian nggak capek apa?” kataku dengan agak kesal. β€œ enggak tuh! Week.. kita kan mau begadang sampai nanti mau bernagkat! Pokoknya kalian mau kita ganggu biar tidak bisa tidur! Hahahaha β€œ jawab Rixki. β€œ dasar anak laki-laki, sukanya ganggu aja β€œ bisikku kepada Anggi. Anggi hanya tersenyum mendengar bisikkanku. Anggi menatapku dengan senyum dan menengok ke arah Rixki dan Gilang β€œ sudah, kalian tidur aja dulu, ini sudah malam lho.. nanti kalau kalian kecapekkan trus sakit, kita juga kan yang susah. β€œ Rixki dan Gilang hanya terdiam dan menundukkan kepala. Mereka pun pergi meninggalkan kami yang akan tidur. Kulihat mereka masih beredar di sekitar kami. Tika yang tidur lelap, terbangun oleh keusilan mereka. Setiap ada anak yang tidur, pasti mereka foto. Cukup menyebalkan juga bagiku.
          Jam dinding sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Kami semua dibangunkan oleh Kak Imron, Pembina kami. β€œ ayo ayoo.. semua bangun! Sudah jam dua pagi lho! β€œ Dengan mata yang sedikit terpejam, kami mulai bangun dan segera naik ke bus. Aku, Virda dan Ima segera memilih tempat duduk. Mataku yang semula terjaga, sekarang mulai terpejam.
          Setelah beberapa waktu kita di perjalanan. Terdengar suara teriakan kak Yusuf β€œ adik-adik.. ayo bangun, kita shalat dan makan dulu disini.”
Hoooaammm.. dengan rasa sedikit malas, kita bangun dan segera beranjak menuju ke Musholla untuk Shalat Subuh. β€œ ini kita dimana? β€œ tanyaku kepada Ima. β€œ kita sekarang ada di pom Purwodadi. Kita berhenti untuk shalat dan sarapan dulu disini. β€œ jawab Ima.
Setelah shalat dan makan pagi, kita melanjutkan perjalanan kita. Didalam bus, aku tidak bisa tidur lagi. Aku segera mengambil handphoneku yang ada didalam tas, tak lupa juga headset kesayanganku. Mp3 pun aku putar, sepanjang perjalanan aku menikmati lagu yang aku dengar, tanpa memperdulikan apa saja yang dilakukan oleh teman-temanku.
***
          KARANGANYAR ! Ya, setelah beberapa jam perjalanan kami pun sudah sampai di bumi perkemahan. Kami bergegas turun dari bus dan segera ke lokasi untuk mendirikan tenda. Bambu, kayu, besi, dan peralatan lainnya kita turunkan dari truk. Kita berbondong-bondong untuk membawa peralatan itu ke lokasi. Semua sudah beres! Tinggal pasang tenda dan merapikannya. β€œ Kak, saya bantu apa? β€œ Tanyaku kepada Kak Lila. β€œ itu Mir, kamu bersihkan saja rumput yang disebelah selatan tenda. Di sebelah sana kan masih kotor. β€œ jawab Kak Lila. β€œ Nabila, kamu dapat bagian apa? β€œ tanyaku. β€œ nggak tahu nihh β€œ jawabnya. β€œ oow , sini bantuin aku untuk membersihkan disebelah sana! β€œ
          Setelah satu jam membersihkan dan mendirikkan tenda, semua pekerjaan pun selesai. Kita tinggal bersantai dan menjaga kerapian tenda. β€œ hey, tenda kalian sudah jadi ya? Bagus-bagus. β€œ Tanya Oky yang tiba-tiba muncul dihadapan kami. β€œ Iya laahh.. kita gitu lhoo..! β€œ jawab Azizah dengan PDnya. Kita semua tertawa terbahak-bahak mendengar kata Azizah.
          Malam sudah tiba, udara yang dingin membuatku menggigil dan terpaksa memakai jaket yang tebal. Malam ini jadwalku yang memasak. Aku, Azizah, Olis, dan Yuni bergegas menuju dapur dan mulai memasak. β€œ oh iya kak, malam ini masak apa? β€œ Tanya Yuni. β€œ masak mie rebus saja dulu β€œ Jawab kak Khamdanah. Aku dan Azizah mengambil kardus mie dan mulai memasak. Kita juga dibantu sama Kak Yusuf. Taraaa.. makanan sudah matang, siap untuk dimakan. β€œ waah, kelihatannya enak tuh, hehe β€œ seru Achsan. β€œ lhoh? Kalian kok ke tenda cewek? Kalian nggak masak ya? Tanyaku. β€œ malam ini kita disuruh makan disini dulu β€œ Jawab Fridza yang memotong pembicaraan Achsan.
***
          Allahu akbar allahu akbar .. Adzan subuh sudah berkumandang. Udara yang dingin ini membuatku malas untuk bangun. β€œ hooaaahh.. sudah pagi ya? Eh temen-temen, ayo cepat bangun! Sudah subuh lho! Ayo bangun, cepet shalat subuh dulu! β€œ teriak Rienda, ketua reguku. Dengan suara yang lembut, Septi berkata β€œ heemmm, masih ngantuk nih mbak, bentar lagi yah? β€œ
          Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Kami semua sudah siap untuk melaksanakan aktivitas, walaupun wajah kita masih agak ngantuk dan terasa berat untuk melaksanakan aktivitas. β€œ ayoo, semangat kakak! Jangan lemah letih begini, tunjukkan semangat dipagi hari ini! β€œ kata Rienda yang ingin kita tetap bugar di pagi hari. β€œ kawan! apa kalian sudah siap ?? ayo kita lakukan kegiatan kita masing-masing. Sebelum itu, kita harus berdoa dahulu. β€œ seru Rienda lagi.
          Hari sudah siang, kita kembali ke tenda lagi untuk isirahat, shalat dan makan. Rasa capek sudah mulai menyerang tubuhku. Tenda tujuan utamaku untuk beristirahat. Dengan rasa capek, aku mengambil air putih di dalam tasku dan aku langsung meminum air itu sampai habis. β€œ Mbak Mir, ayo kita makan siang dulu, nanti kita kan ada kegiatan lagi.” Seru Azizah kepadaku. β€œiya deeh” jawabku dengan rasa sedikit malas.
          Kegiatan seharian penuh sudah kita lakukan. Matahari mulai terbenam. Rasa badan ini sudah capek, lemah, letih, lesu. Rasanya ingin segera mandi! β€œ aah, badanku sudah mulai bau. Aku mau mandi dulu. Aku sudah tidak betah lagi. β€œ kataku kepada Azizah. β€œ iya, aku juga sudah mulai nggak betah dengan bau badanku yang kecut ini. Aku ikutan ya? Nanti setelah kamu yang mandi, giliran aku. β€œ jawab Azizah.
***
          Hari ke tiga aku sudah mulai nyaman dengan tempat ini. Mau ngapain aja udah PW! Hehehe .. Aku juga sudah mulai akrab dengan anggota kontingen lainnya. Ternyata dari lain daerah itu bahasanya agak aneh. Jadi kadang kalau aku sedang berbicara sama mereka, aku tertawa kecil di dalam hati. Apa lagi yang dari Pekalongan, bahasanya aneeh bangeet…. Setiap ada kegiatan, aku pasti barengan sama Azizah, Rizza dan Iddyn.  Sampai-sampai kita sudah seperti anggota keluarga yang sangat akrab. Dalam perjalanan menuju pos, kami sering curcol nggak jelas gitu, hehe…
          β€œ eh, kita buat group aja yuk ?? β€œ seruku
β€œ group?? Namanya apa ? β€œ jawab Rizza
β€œ diambil dari nama kita aja, Rizza, Mira, Azizah, Iddyn! β€œ
β€œ emmm, apa ya ?? gimana kalau AMIR ?? β€œ Seru Iddyn.
β€œ ha ?? AMIR ?? kok kayak nama nak laki-laki sihh ?? aku nggak mau ahh ! β€œ jawab Azizah.
β€œ kalo P.A.I.D ?? β€œ usul Rizza.
β€œ Dari kata apaan tuh ?? β€œ jawab kita serempak.
β€œ P = pedih bila harus berpisah, A = alangkah indahnya jika kita selalu beersama, I = ijinkan semua berlanjut sampai tua, D = dendam dan kesendirian harus tiada.. β€œ
Kita bertiga tersentak sejenak. β€œ kamu dapat kata-kata itu dari mana, Za??” Tanya Azizah. β€œ lhoo, saya kan ahli dalam membuat kata β€œ jawab Rizza nyeleneh.. β€œ hahahahahahahahaha β€œ kita semua tertawa lepas.
          Kegiatan yang kita lakukan bersama semakin terasa menyenangkan. Sampai akhirnya saat di kegiatan FOTOGRAFI DIGITAL, kita tidak mau terpisah! Karena di kegiatan itu, kita dibuat kelompok lagi dan mungkin bisa terpisah dengan mereka. Untung saja aku satu kelompok dengan Azizah. Jadi nggak sendiri deehh.. Walaupun tidak sekelompok sama Rizza dan Iddyn, tidak apa-apa lah.. kan udah ada Azizah.. hehe. Di kegiatan ini, kami diajarkan banyak hal tentang kamera. Diantaranya cara memotret, nama dan jenis kamera, dan masih ada yang lain. Kita juga bisa mempraktekkan cara memotret yang baik dan benar. Aku ingin mencobanya, tapi ada keraguan sedikit yang aku rasakan. Setelah beberapa kali mencoba memotret, akupun berhasil. Dan sebagai hadiah karena kita sudah bisa memotret dengan benar, kami pun di foto oleh Kak Bunga (pendamping fotografi digital). Hari itu menjadi hari yang cukup menyenangkan bagiku.
***
          Pagi mulai menyapa, udara yang sejuk membelai tubuhku yang berbaring di dalam tenda. Aku bergegas bangun dan menuju kamar mandi. Terdengar suara Azizah yang memnggilku β€œ Mbak Mira.. tunggu aku, aku ikut ke kamar mandi juga.. β€œ tanpa melihat ke belakang aku berkata β€œ iya, ayo cepet. Nanti kita kan wisata, jadi harus cepat-cepat mempersiapkan diri. β€œ
          Pukul delapan pagi, kita sudah berkumpul di lapangan untuk berangkat wisata. Aku, Azizah, Anggi, Olis dan kawan-kawan lainnya masuk kedalam bus yang sudah disiapkan panitia. Di perjalanan, kami semua menikmati suasana di kota Karanganyar. Sungguh udara yang sejuk membuat aku ingin tetap tinggal disana. Tujuan wisata kami yang pertama adalah di Candi Sukuh. Disana kami tidak boleh berfikiran yang negative dan berkata yang tidak sopan. Karena nanti bisa jadi tidak bisa pulang kerumah. Mendengar larangan itu, aku tidak berani berkata satu kata pun. Aku hanya terdiam dan tersenyum saja. β€œ kamu kenapa Mir, kok diam saja dari tadi? β€œ Tanya Anngi kepadaku. β€œ aku takut nanti kalau ada kata yang tidak berkenan keluar dari mulutku. Jadi lebih baik aku tudak usah bicara. β€œ jawabku dengan rasa yang sangat takut. β€œ ah tidak apa-apa, asal kamu kalo ngomong tidak ngawur, nanti kita selamat. β€œ ujar Virda. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
          Di wisata yang kedua, kita menuju ke Grojogan Sewu. Pemandangan disana sangat indah dan udaranya sejuk. Banyak kera yang menyambut kedatangan kita. Kera-kera yang lucu itu berlari kesana-kemari. Kadang mereka membuat takut diriku. Air terjun yang mempesona itu membuat hatiku terasa tenang. Kupejamkan mata dan kuhembuskan nafas, semua terasa tenang. β€œ eh ada subgai tuh di bawah jembatan. Kita kesana yuk! β€œ ajak Virda. Aku, Virda, Anggi, Azizah, Oky, Iddyn dan Rizza berjalan menuju sungai kecil yang bening airnya. Kami segera melepas sepatu dan merendamkan kaki ke air yang dingin itu. Tak sengaja saat aku akan melangkah menuju ke Oky, β€œ Byuuuuurrr !!! β€œ aku terpeleset dan terjatuh diantara air-air dingin itu. Baju yang semula kering menjadi basah. Teman-temanku tertawa semua, dan akupun ikut tertawa. Terpeleset dan basah! Membuatku sedikit malu. Tapi aku berusaha menutupi rasa malu itu. Setiap ditanya teman-tema yang lain aku hanya melontarka senyum maluku.
β€œ Mir, ini ganti pake Jaketnya Aditya dulu, nanti kamu masuk angin β€œ ujar kak Ning yang menyodorkan jaket anaknya untukku. β€œ makasih ya kak β€œ jawabku malu-malu. Dengan memakai jaket ini, aku tidak malu lagi dan PD dengan segala kegiatan.
***
          Hari terakhir di Karanganyar. Hari yang membuat hati sedih pikirku. Mungkin setelah kegiatan ini, aku tidak akan bertemu dengan teman-teman seperjuanganku. Air mata sempat menetes di pipiku. Namun aku segera menghapusnya dan kembali bangkit dari kesedihan. Setelah seminggu di bumi perkemahan ini, banyak sekali hal yang aku rasa sangat menyenangkan. Kurasa sulit sekali untuk meninggalkan semua teman-temanku. Tapi, harus bagaimana lagi? Ini sudah takdir Tuhan. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Ima berlari dihadapanku dan memelukku. β€œ Mir, aku saying kamu, aku tidak mau berpisah denganmu. Kamu sahabat yang paling baik bagiku..” β€œiya Im, aku juga nggak mau pisah denganmu, tapi bagaimana lagi? Ini memang sudah takdir.” Jawabku dengan lirih. Setelah Ima, Azizah juga memelukku dengan erat β€œ Mbak Mira, aku nggak mau kehilangan sahabat sepertimu..” β€œ Azizah, jangan nangis. Suatu hari nanti kita pasti juga akan bertemu. Mungkin besok, lusa, atau seterusnya. Sudah jangan nangis! Sumangat! β€œ jawabku dengan penuh kesedihan.
Rizza dan Iddyn juga bersalaman denganku. Tak lupa juga mereka mengatakan kata-kata indah dari mulutnya. Aku tersenyum, sedangkan air mata terus mengalir deras di pipiku.
          Dalam pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Memang, rasa sedih saat meninggalkan teman itu sangat sakit di dada. Kita berfikir seolah hari kita akan hampa jika tidak akan mereka. Waktu akan terus berjalan, tidak mungkin jika kita selalu bersama mereka. Setiap saat, aku berdoa kepada Tuhan. Aku ingin bertemu mereka kembali, aku ingin tertawa bersama mereka, bercanda, bergurau.. Semua itu waktu yang menentukkan. Aku hanya bisa berdoa dan pasrah.
          Setelah berbulan-bulan kita tidak bertemu, aku sudah mulai tidak sedih lagi. Semua perasaan kangen itu sudah kusimpan dalam lubuk hati yang paling dalam. Telefon, SMS, semua sudah kucoba untuk menghubungi mereka. Tapi hanya beberapa anak yang masih merespon diriku. Mereka sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Aku sempat berfikir, apa mereka disana masih memikirkanku seperti halnya aku memikirkan mereka??


SELESAI